GEOMORFOLOGI PULAU SULAWESI
Oleh
MUHAMAD SIDIQ
ABDARI
PROGRAM STUDI GEOGRAFI JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu Negara yang berbentuk
kepulauan. Indonesia memanjang yang berbentuk linear dari Sabang di ujung barat
hingga Merauke di ujung timur. Jumlah pulau di Indonesia sekitar 17.000 pulau
dengan lima pulau besar, yaitu Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian
sedangkan lainya merupakan pulau- pulau kecil seperti Pulau Bali, Madura, dll.
Bentuk kepulauan Indonesia tidak lepas dari sejarah pembentukanya baik proses
endogen maupun eksogen. Kerangka geologi dan tektonik Indonesia didominasi oleh
interaksi antara empat lempeng lifosfer utama yaitu lempeng Eurasia, Philipina,
Pasifik, dan Indoustralia yang bergerak satu dengan yang lainya ( silver dan
Hamitor 1979 dalam sumandjuntak, 2004 : 20 )
Keempat lempeng dunia yang berada di Indonesia
memberikan bentuk morfologi Indonesia yang selalu berubah dari waktu ke waktu
pembentukan morfologi Indonesia sebagian besar di karenakan pertemuan dua
lempeng antara keempat lempeng tersebut baik lempeng benua maupun lempeng
samudra. Fisiografi bagian besar wilayah Indonesia di dominasi oleh perbukitan
dan pegunungan. Hal ini disebabkan karena Indonesia di lewati jalur pegunungan
api dinia yaitu jalur pegunungan Mediterania masuk ke Indonesia melalui
Sumatra, Jawa, Bali, kepulauan Nusa Tenggara dan melingkar ke laut Banda,
sedangkan jalur pegunungan pasifik masuk ke Indonesia melalui Sangihe- Talaud,
minahasa, halmahera terus ke laut banda ( Sutarji 2006 : 4 )
Pulau sulawesi merupakan salah satu pulau besar di
Indonesia yang bentuknya meramping. Pulau ini letaknya di Indonesia bagian
timur yang di lewati oleh jalur pegunungan pasifik yang bersifat vulkan dan
terbentuk oleh adanya pertemuan tiga lempeng yaitu lempeng Eurasia Indoustralia
dan Pasifika. Oleh karena itu wilayahnya rawan oleh bencana alam baik gunung
meletus dan juga gempa bumi.
B.
Perumusan
Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut di atas dapat di
rumuskan permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimanakah
Karakteristik Pulau Sulawesi secara umum
?
2. Bagaimanakah
proses tektonik yang membentuk Pulau Sulawesi ?
3. Bagaimanakah
fisiografi Pulau Sulawesi ?
4. Bagaimanakah
Kondisi Geomorfologi Pulau Sulawesi ?
C.
Tujuan
Penulisan
Dari penulisan makalah ini, tujuan yang akan di
capai adalah sebagai berikut :
1. Dapat
mengetahui bagaimana karakteristik pulau sulawesi.
2. Dapat
menambah wawasan tentang kerangka dan proses tektonik yang membentuk pulau sulawesi.
3. Dapat
mengetahui fisiografi pulau sulawesi.
4. Dapat
memberikan pemahaman tentang kondisi geomorfologi pulau sulawesi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Karakteristik
Pulau Sulawesi
Pulau Sulawesi mempunyai bentuk yang
berbeda dengan pulau lainnya. Apabila melihat busur-busur disekelilinya Benua
Asia, maka bagian concaxnya mengarah ke Asia tetapi Pulau Sulawesi memiliki
bentuk yang justru convaxnya yang menghadap ke Asia dan terbuka ke arah
Pasifik, oleh karena itu Pola Sulawesi sering disebut berpola terbalik atau
inverted arc.
Pulau Sulawesi terletak pada zone
peralihan antara Dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul dan dikelilingi oleh laut
yang dalam. Dibagian utara dibatasi oleh Basin Sulawesi ( 5000 – 5500 m ). Di
bagian Timur dan Tenggara di batasi oleh laut Banda utara dan Laut Banda
Selatan dengan kedalaman mencapai 4500 – 5000 m. Sedangkan untuk bagian Barat
dibatasi oleh Palung Makasar (2000-2500m).
Sebagian besar daerahnya terdiri
dari pegunungan dan tataran rendah yang terdapat secara sporadik, terutama
terdapat disepanjang pantai. Dataran rendah yang relatif lebar dan padat
penduduknya adalah dibagian lengan Selatan.
B.
Proses
Tektonik Yang Membentuk Pulau Sulawesi
Berikut
skema terbentuknya Pulau Sulawesi :
EOSEN ( 65-40 juta tahun yang lalu
)
Proses pembentukan pulau Sulawesi yang unik telah
melalui proses yang juga unik yaitu hasil akhir dari sebuah kejadian apungan
benua yang diawali 65 juta tahun lalu. Saat itu ada 2 daratan yaitu cikal bakal
kaki Sulawesi Tenggara dan Timur, dan cikal bakal kaki Sulawesi Selatan, Barat
dan Utara. Kedua apungan daratan itu terbawa bergerak ke barat menuju Borneo (
sekarang bernama Kalimantan ). Proses tumbukan akibat apungan lempeng benua itu
menyebabkan kedua daratan itu mulai terkumpul menjadi satu daratan baru.
MIOSEN
( 40-20 juta tahun yang lalu )
Pada zaman ini pergerakan lempeng kearah barat disertai dengan
persesaran yang menyebabkan mulai terjadi perubahan ekstrim bentu daratan. Bagian
tengah ketiga daratan itu tertekuk akibat
benturan atau pergeseran, sebuah proses yang lebih kuat dibandingkan apa yang terjadi di kedua ujung
atas dan bawahnya (daratan utara dan selatan ). Proses tektonik berlangsung kuat di daaerah yang
tertekuk itu sehingga menyebabkan pencampur-adukan jenis-jenis batuan yang
berasal dari lingkungan pengendapan yang
berbeda.
PLIOSEN
( 15-6 juta tahun yang lalu )
Hingga zaman ini proses penumbukan kedua daratan itu
terus berlangsung, bahkan apungan hasil tumbukan terus bergerak hingga mendekat
ke daratan Kalimantan lalu berhenti di sana. Persesaran yang telah mulai sejak
zaman Miosen masih terus berlangsung, bahkan berdampak pada pemisahan kelompok
batuan dari kawasan di sekitar danau Poso dan kelompok batuan sekitar danau
Matano. kedua kelompok batuan ini meski lokasinya berdampingan, namun memperlihatkan
asosiasi batuan yang berbeda.
PLITOSEN
( 4-2 juta tahun yang lalu )
Pada zaman ini mulai berlangsung fenomena baru,
yaitu proses pemekaran dasar samudra di laut antara Kalimantan dan Sulawesi ( sekarang dikenal dengan selat Makasar ).
Pemekaran dasar samudra ini menyebabkan cikal bakal atau pulau Sulawesi purba.
dan pulau Sulawesi purba ini kembali bergerak ke timur menjauhi Kalimantan.
kecepatan gerakan apungan di atas lempeng benua adalah peristiwa yang
berlangsung perlahan namun konsisten dengan laju beberapa centimeter pertahun.
C.
Fisiografi
Pulau Sulawesi
Secara geologi, sulawesi merupakan wilayah yang
geologinya sangat komplek, karena merupakan perpaduan antara dua rangkaian
orogen ( Busur kepulauan Asia timur dan sistem pegunungan sunda ).Sehingga, hampir seluruhnya terdiri dari pegunungan, sehingga
merupakan daerah paling berpegunungan di antara pulau- pulau besar di Indonesia
(Sutardji, 2006 :100) Secara rinci fisiografi sulawesi adalah sebagai berikut :
1 . Lengan Utara
Sulawesi
Pada lengan
ini, fisiografinya terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan aspek geologinya.
Ketiga bagian tersebut adalah :
a)
Seksi Minahasa, merupakan ujung timur dari lengan utara
Sulawesi dengan arah timur laut barat daya yang bersambung dengan penggungan sangihe
yang dicirikan oleh aktifitas vulkanis pegunungan soputan.
b)
Seksi Gorontalo merupakan bagian tengah dari lengan Utara
Sulawesi dengan arah timur ke bawah, namun aktifitas vulkanis sudah padam yang
lebar daratannya sekitar 35 – 110 km, tapi bagian baratnya menyempit 30 km (
antara teluk dondo dipantai utara dan tihombo di pantai selatan ). Seksi ini
dilintasi oleh sebuah depresi menengah yang memanjang yaitu sebuah jalur antara
rangkaian pegunungan di pantai utara dan pegunungan di pantai selatan yang
disebut zone limboto :
c) Jenjang Sulawesi Utara, merupakan lengan Utara
Sulawesi yang arahnya dari utara ke selatan dan terdapat depresi ( lanjutan
zone limboto di Gorontalo ) yang sebagian besar di tutup oleh vulkan – vulkan
muda, sedangkan antara lengan utara dan lengan timur di pisahkan oleh teluk
tomini yang lebarnya 100 km di bagian timur dan sampai 200 km di bagian barat
sedangkan dasar teluknya semakin dangkal kea rah barat ( ( kurang dari 2000
meter ) dan di bagian tengah teluk tomini tersebut terdapat pegunungan di bawah
permukaan air laut dengan bagian tinggi berupa kepulauan togian ( Sutardji ;
2006 : 101 )
2 . Lengan Timur
Sulawesi
Lengan timur
Sulawesi arahnya timur laut barat daya dan dapat di bedakan menjadi tiga
bagian. Tiga bagian tersebut adalah
a)
Bagian Timur, berupa semenanjung Bualemo yang di
pisahkan dengan bagian tengah oleh tanah genting antara teluk poh dan teluk
besama
b)
Bagian Tengah, dibentuk oleh pegunungan Batui dengan
pegunungan Batulumpu yang arahnya timurlaut-baratdaya yang berangsur-angsur
dari 20 km di timur sampai 80 km di utara Bunku.
c)
Bagian Barat, merupakan pegunungan tinggi yang
membujur antara garis ujng Api sampai Teluk Kolokolo bagian timur dan garis
Lemoro sampai teluk Tomini di barat dan lebarnya sekitar 75-100 km. ( Sutardji, 2006 : 101 ).
3 . Lengan
Tenggara Sulawesi
Batas antara
lengan tenggara dengan bagian tengah Sulawesi adalah berupa tanah genting antara
teluk Usu dengan teluk Tomoni yang lebarnya 100 km. Sedangkan lengan tenggara
Sulawesi dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :
a)
Bagian Utara, berupa Peridotit dari pegunungan Verbeek
yang di tengahnya terdapat dua graben yaitu danau Matana dan Danau Tomini yang
letaknya berada antara teluk Palopo ( Ujung utara teluk Bone ) dengan Teluk
Tolo.
b)
Bagian Tengah, berupa Pegunungan Mekongga di sebelah
barat dan sediment peridorit di sebelah timur yang di batasi oleh Pegunuingan
Tangeasinua, sedangkan antara kedua pegunungan tersebut terdapat basin yang
dialiri sungai Konewha, sedangkan kea rah tenggara jalur ini tenggelam dan
membentuk teluk-teluk dan pulau-pulau kecil serta berkelanjutan sampai
kepulauan Manui.
c)
Bagian Selatan, merupakan suatu depresi yang membujur
dari arah barat ke timur yang membentang antara Kendari dan Kolaka yang diisi
dataran Aluvial yang berawa sedangkan di bagian selatannya berupa pegunungan
dan bukit-bukit yang teratur dengan membujug barat ke timur.
4 . Lengan
Selatan Selatan
Bagian
sulawesi selatan merupakan daerah yang dibatasi oleh garis tenggara-barat laut
dari muara sungai Karama sampai Palopo. Batas lengan utara dari garis
timurlaut-barat daya dari palopo sampai teluk Mandar. Namun secara geologis
bagian barat lengan sulawesi tengah termasuk Pegunungan Quarles yang lebih
dekat hubungnnya dengan bagian selatan dengan lemngan selatan ( Sutardji, 2006
: 103 ).
Fisiografi
lengan selatan berupa pegunungan seperti pegunungan yang ada di antara Majene
yang membujur utara-selatan, antara pegunungan Quarles dengan pegunungan
Latimojong dipisahkan oleh lembah Sadang dan diantara lembah Sadang dan teluk
Bone terdapat Pegunungan Latimojong yang membujur dari utara ke selatan dengan
ketinggian sekitar 3000 mdpl. Pada bagian utara dan selatan lengan ini
dipisahkan oleh depresi dengan arah baratlau-tenggara yang terdapat danau-danau
seperti Tempe, Sidenreng, dan danau Buaya. Pada bagu\ian selatannya lengan ini
mempunyai ketinggian yang lebih rendah jika dibandingkan dengan bagian utara.
Di daerah ini ada dua jalur pegunungan yaitu di bagian barat dengan ketinggian
diatas 1000 mdpl dan bagian timur dengan ketinggian 800 mdpl yang dipisahkan
oleh lembah Sungai Walaneia. Kedua jalur pegunungan tersebut di sebelah selatan
pegunungan Bontorilni, bersatu sebagai hulu sungai Walaneia yang mengalir ke
utara tertutup oleh vulkan besar Lampobatang. Sedangkan di luar pantai Makasar
terdapat dangkalan Spermonde dengan rangkaian karang, dan di luar pantai
Watampone terdapat dangkalan dengan rangkaian karang, laut dangkal dan sebelah
baratnya menurun sampai palung Bone.
D. Kondisi Geomorfologi Pulau Sulawesi
1 .
Lengan Utara
Meliputi Provinsi Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Sulawesi Utara
Mempunyai bentuk berkelok-kelok
Terdapat gunung api yang masih aktif (Gunung Colo)
Terdapat banyak patahan (Patahan Palu dan Patahan
Gorontalo)
Dipisahkan dari lengan timur oleh Teluk Tomini
DAS sempit, sungai pendek dan morfologinya kasar serta
banyak perbukitan dan pegunungan
2 .
Lengan Timur
Meliputi Provinsi Sulawesi Tengah
Banyak ditemukan batuan grabo dan malihan
Banyak terjadi gerakan tektonik
DAS sempit, sungai pendek dan morfologinya kasar serta
banyak perbukitan dan pegunungan
3 .
Lengan
Tenggara
Meliputi wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara
Tidak terdapat gunung api aktif maupun tidak aktif
Terjadi batolotik dome dalam jumlah yang luas dengan
batuan grabo yang berwarna hitam
DAS memanjang, sungai panjang dan terdapat dataran
yang luas
4 .
Lengan
Selatan
Merupakan sayap yang didominasi oleh keberadaan Gunung
Lampobatang dengan tinggi 2871 meter
Batuan yang dominan adalah batuan andesit
Daerahnya subur
DAS sempit dan sungainya pendek
Terdapat danau tempe
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian makalah tersebut, dapat di sempitkan dalam suatu kesimpulan.
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Fisiografi Pulau Sulawesi terbagi atas lima macam,
yaitu :
Lengan Utara yang
di dominasi pegunungan yang aktif dan sebagian lagi telah padam
Lengan Timur berupa
semenanjung yang berisi pegunungan dibatasi oleh suatu Depresi
Lengan Selatan berupa
pegunungan Quarless
Sulawesi Tengah berupa
tempat pertemuan keempat lengan tersebut.
2.
Geologi Sulawesi
sangat kompleks karena merupakan perpaduan antara dua rangkaian orogen yaitu
busur kepulauan asia timur dan system pegunungan sunda. Sedangkan batuannya di
dominasi oleh hasil aktifitas Vulkani seperti malihan, granit, dampai batuan
metamorf.
3.
Tektonik
Sulawesi dikarenakan pertemuan tiga lempeng yaitu lempeng Eurasia,
Indo-Australia dan pasifik yang mengakibatkan terjadinya orogenesa pada masa
Neogeh yang berakibat adanya jalur-jalur Sesar di Sulawesi yang pada akhirnnya
memberikan karakteristik fisiografi Sulawesi
B. Saran
Adapun saran kami sebagai
penyusun makalah ini adalah marilah kita bersama-sama mempelajari lebih dalam
lagi terkait dengan geomorfologi Indonesia khususnya pulau Sulawesi sehingga
pada nantinya kita dapat memiliki pengetahuan tentang geomorfologi indonesia
pada umumnya. Apalagi kita sebagai mahasiswa geografi yang dituntut dapat
mengusai disiplin ilmu itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.Proses
Terjadinya Pulau Sulawesi Lengkap Dengan Gambarnya. http://www.i-dus.com/2011/02/proses-terjadinya-pulau-sulawesi.html.
Diakses tanggal 23 November 2012
Redaksi Ensikplesia. 1990.Ensiklopedia Indonesia Sei Geografi. Jakarta : PT. Ichtiar Bara Van
Hoeve
Simandjutak. TO. 2004. Tektonik. Bandung : Pusat Penelitian dn Pengembangan Geologi.
Sutardji. 2006. Diktat Kuliah. Geologi
Indonesia. Semarang. Tidak diterbitkan.